#Modyarhood: Ibu Perfect Itu Cuma Ada di Instagram

Sebelum hamil seorang hamba sahaya ini udah seneng banget baca buku parenting, dan secara ga langsung itu membentuk idealisme-idealismeku sebagai calon ibu. Soal standart-standart per-parentingan sudah tersusun rapi di otak dan cakrawala. Pokoknya nanti kalau anakku udah lahir semua akan ku terapin persis secara teori parenting yg ku baca. Iya S E M U A :))

Baca buku parenting itu bagus apalagi sebagai ibu baru yang jelas masih minim pengalaman. At least kita punya gambaran dan ga kaget-kaget amat kalau kita sudah beneran jadi ibu. Tapi yang harus digaris bawahi adalah jangan berekspektasi lebih, kenapa? Ya karna ngurus dan mendidik anak itu ga segampang kamu pesen Yamie Panda pake Gofood. Setelah ngalamin sendiri jadi ibu 1,5th ini buanyak hal yang meleset dari teori per-parentingan itu. Apa aja hal-hal yang ga sesuai itu?



1. Popok Kain Yes Diapers No

Dulu sih tujuan utama ga mau pakein diapers karna takut ruam, mengingat bayi baru lahir kulitnya sangat sensitif jadi ga mau ada drama-drama ruam dan ku sebagai ibu millennial yang menjujung tinggi azaz go green ku ingin bumiku ini bebas sampah. Sebulan awal kelahiran masih konsisten tuh ganti-ganti popok, tp kok lama-lama ribet juga yak popok cepet abis, apalagi kalau malem harus bagun berkali-kali untuk ganti popok belum lagi begadang nyusuin. Jadilah kiyo usia 2 bulan pake diapers, syukurnya dia ga ada drama ruam. Maafkan aku bumi pertiwiku ini demi keselarasan dan kewarasanku sebagai ibu :')

2. MPASI Homemade dan Harus Duduk di Highchair

Usia anak mulai Mpasi adalah momen yang paling ditunggu emaknya karna emaknya hobi masak jadi tangan udah gatel pengen bikinin ini itu. Tapi tragedi itu terjadi ketika kiyo beranjak besar usia 12 bulan ke atas dia mulai jadi picky eater belum lagi drama GTM yang bikin mamak pusing. Di situlah luntur semua ideologi yang mewajibkan anak harus makan makanan homemade buatan emaknya yang berstandart nutrisi. Karna yang terpenting anak mau buka mulut aja udah syukur. Jadilah dia mulai makan makanan resto macam kwetiau goreng, yamie pangsit apalagi french fries nya mekdi dia suka banget -__-". Untuk mpasi instan dari awal ku ga ada masalah sih karna kiyo makannya juga selang seling antara mpasi homemade sama instan. Apalagi mpasi instan nolong banget kalau emaknya lagi magerrr. 

Masalah selanjutnya apa? Apalagi kalau bukan soal membiasakan anak makan sambil duduk di highchair. Waktu awal-awal sih iya dia tenang dan betah duduk tapi lama-lama rusuh, bawaannya pengen kabur treak-treak minta turun, makannya juga udah ga bisa fokus. Yaaaa akhirnya makan pake metode nenek moyang, makan sambil digendong keliling kampung liat ayam. Apalagi kalau dia makannya sambil nonton upin ipin jadi tenang duduk dan habis banyak. Hahahahaa yaudaahsihyaaaaa :)).

3. Main ala-ala DIY

Kalau liat postingan mama-mamagram tu seneng ya liatnya anak-anak mereka bisa duduk anteng mainin mainan yang dibuat mamanya. Mana mainan edukasinya lucu-lucu padahal dibuat dari bahan bekas. Sebagai mamak yang berambisi anaknya tidak hanya cakap dalam ilmu astronomi dan administrasi negara, ku juga berharap anakku jadi anak yang kreatif dan inovatif. Jadilah mamak bebikinan mainan DIY, mulai dari sensory play, crafting, sensory board dll. Terus sukses? Iya sukses! Sukses diberantakin ga karuan. Kok gini jadinya ga kaya anak-anak selebgram itu? Oohh.. Mungkin karna mereka udah biasa dan kiyo baru pertama kali coba kali yaak (kalimat menenangkan diri).

Tapi tetep donk emaknya ga mau nyerah terus berusaha membersamai anak dan memberdayakan diri buat mainan edukatif buat anak. Terus coba main waterbeads yang dimasukin ke botol, seru banget tu dia suka tapi lama-lama dia penasaran sama warna dan bentuknya yang kenyal kek jelly terus dimasukin mulut hiyaaaa emaknya seketika jantungan liatnya waterbeads kan licin gampang banget ketelen, oke bhaaaayy waterbeads! Besoknya coba main kacang kedelai yang disendokin masukin ke tutup botol, hmmm.... Ngelus dada lagi karna kedelainya dia sebar seantero kamar tamu, selama seminggu tiap nyapu pasti nemu biji kedelai. Mainan macam pasang puzzle, nempel kertas, stick es krim gitu dia betah (tapi ga lama) Hahahahaa. Semakin gede juga susah diatur dan ga bisa duduk diem. Akhirnya ku bebasin dia mau main apa asal ga bahaya dan tetep ada unsur munfu'utnya yang bisa diambil.

4. Berkata Dengan Kalimat Positif dan Hindari Kata "Jangan"

Apaan sih jadi orang tua kok banyak ngelarang apa-apa gak boleh. Monmaap ni ya.. Besok sayah kalau jadi orang tua akan selalu membersamai anak dengan membebaskan dia mengexplore apapun dan cencu saja menghindari kata "jangan" karna kata para ahli parenting itu tidak baik.

LALUUUU SETELAH ANAK GA BISA DIEM.... 

Setelah kiyo bisa jalan dia mulai mengexplore kanan kirinya dan benda favorit dia adalah dispenser. Dia seneng banget mencetin kran dispenser sampe banjir kemana-mana, bahaya kalau dia sampai kepleset dan jatoh.

Kalimat positif yang tersimpan di data base otak ini adalah...

"Nak... Mainnya di sini aja ya, di situ bahaya bisa kepleset"

Dan yang keluar di mulut

"Kiiiyy jangan main di situ nak bisa jatoh kamu, awas-awas jangan di situuu"

Akhirnya daripada keluar kata jangan berjuta-juta dispenser ku pindah ke tempat yang ga bisa dijangkau tapi tetep anak ajaib ini minta dengan segala cara untuk mencet. Tapi sebagai orang tua ku pikir kita harus punya garis tegas soal apa yang dia inginkan tidak bisa langsung dia dapatnya. Ya...anak tentu saja diberi kebebasan untuk mengexplore sesuatu tapi tidak semua itu aman dan baik buat si anak.


Jadi seorang ibu yang sempurna itu benar-benar sebuah kemustahilan. Semua ibu PASTI pernah melalukan kesalahan, entah males bikin sarapan, males nyetrika, lupa cetekin rice cooker dll. Semakin ke sini ku semakin selooowww dan berdamai dengan peran ibu. Dengan tantangan yang ada di setiap harinya menuntut diri untuk jadi ibu yang sempurna itu justru bisa jadi boomerang untuk diri sendiri. Kekurangan dan kesalahan yang dibuat justru menjadi ajang perbaikan diri agar esok menjadi ibu yang lebih baik lagi. Melakukan kesalahan bukan berarti menjadikan kita ibu yang buruk. "Every mom is a bad mom sometimes".

Lagiaaan siapapun presidennya kalau anak jatoh benjol yang disalahin tetep emaknya padahal emaknya udah pasang mata elang. Sekian salam olah raga!!! 












Komentar

Postingan populer dari blog ini

The "Makan Bener" Project

GTM (Gerakan Tutup Mulut) vs GMTW (Gerakan Mamak Tetap Waras)